Batik Parang memiliki makna yang tinggi dan mempunyai nilai yang besar dalam filosofinya. Batik motif dari Jawa ini adalah batik motif dasar yang paling tua. Batik
parang ini memiliki makna petuah untuk tidak pernah menyerah, ibarat
ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak. Batik Parang juga
menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya
untuk memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga.
Batik Parang bahkan menggambarkan kain yang belum rusak, baik dalam arti memperbaiki diri kesejahteraan upaya mereka, serta bentuk hubungan dimana batik parang pada masa lalu adalah hadiah yang mulia untuk anak-anaknya. Dalam konteks ini, pola berisi dewan orang tua untuk melanjutkan perjuangan
parang dilanjutkan. Garis diagonal lurus melambangkan penghormatan dan
cita-cita, serta kesetiaan kepada nilai yang sebenarnya. Dinamika dalam
pola parang ini juga disebut ketangkasan, kewaspadaan, dan kontituinitas
antara pekerja dengan pekerja lain. Batik Parang biasanya digunakan
untuk acara pembukaan. Misalnya: Senapati yang ingin pergi berperang,
agar pulang membawa kemenangan.
'"Parang berarti perang,
para raja jawa dan kesatria jawa selalu memakai batik parang yang
berarti perang melawan hawa nafsu nya setiap hari, terus menerus. Hanya
para raja ksatria lah yang boleh pakai batik parang. itu sebagai agama nya , sebagai maujud ageman nya setiap hari , ucap tekat laku lampah.''
"Batik
artinya Bakti, Bekti, Dhama bakti, para raja ksatria jawa harus
berbakti kepada nusa bangsa keluarga dan agama nya. Ageman dari Batik
menjadi agama nya , ucap tekat laku lampah seorang menuju sampurna '"
(syafril indra kusuma)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar